Sebagai sebuah kota metropolitan, memenuhi kebutuhan akan hunian yang layak adalah hal yang penting di Surabaya. Hal ini berdampak pada ketersediaan lahan yang semakin berkurang dan harganya pun semakin mahal. Akibatnya, banyak warga Surabaya yang beralih memilih tinggal di hunian vertikal.
Kebutuhan akan tempat tinggal yang terus meningkat ini juga berpengaruh pada backlog atau kebutuhan akan rumah. Di Surabaya, backlog mencapai 12.000 kartu keluarga (KK).
Pertumbuhan hunian vertikal tidak hanya dipengaruhi oleh inisiatif pemerintah, namun juga oleh proyek-proyek perumahan swasta yang terus berkembang. Surabaya Barat menjadi salah satu kawasan yang paling pesat berkembang dalam hal hunian vertikal dibandingkan dengan wilayah lain di Kota Pahlawan.
Ketua Persatuan Perhimpunan Penghuni Rumah Susun Indonesia (P3RSI) Jawa Timur, Ariyanto Hermawan, mengatakan bahwa terdapat dua proyek apartemen baru di Surabaya Barat yang akan dimulai tahun ini. Tingkat hunian apartemen swasta saat ini sekitar 50 persen. Pada paruh pertama tahun 2020, tingkat hunian sempat menurun hingga sekitar 40 persen akibat pandemi, namun secara perlahan telah kembali naik dan kini mencapai angka 50 persen. Hal ini menunjukkan bahwa semakin banyak warga yang beralih tinggal di hunian vertikal.
Selain itu, pertumbuhan jumlah penduduk yang terus bertambah juga berkontribusi pada kebutuhan hunian yang meningkat.
Fasilitas dan kemudahan akses menjadi faktor penting yang dimiliki oleh hunian vertikal. Sebagai contoh, Diana Sherly, seorang penghuni Apartemen CBD Wiyung, menekankan pentingnya fasilitas publik bagi para penghuni. Fasilitas olahraga yang lengkap menjadi pertimbangan penting sebelum memutuskan untuk tinggal di hunian vertikal. Di samping itu, hunian vertikal juga menawarkan lingkungan yang lebih sepi dan privat, jauh dari kebisingan, menciptakan suasana yang nyaman.
Menurut Direktur Ciputra Group, Sutoto Yakobus, penghuni apartemen cenderung mencari privasi dan kepraktisan. Karena itu, ketika membangun apartemen, keberadaan fasilitas dan kebutuhan warga di sekitarnya harus menjadi pertimbangan utama. Pengembang biasanya membangun apartemen dengan fasilitas ruko dan toko yang menyediakan berbagai kebutuhan, termasuk fasilitas olahraga.
Sutoto menambahkan bahwa pengembangan fasilitas biasanya dilakukan secara bertahap. Fasilitas utama seperti tempat makan dibangun terlebih dahulu, dan kemudian dilakukan pengembangan dan kelengkapan fasilitas lainnya secara berkelanjutan.
Dengan perkembangan ini, dapat diprediksi bahwa Surabaya Barat akan terus menjadi daerah yang menarik untuk investasi properti, terutama di sektor hunian vertikal. Perkembangan infrastruktur dan ketersediaan fasilitas yang memadai menjadikan wilayah ini sebagai pilihan yang menjanjikan bagi mereka yang mencari hunian yang nyaman dan praktis di Surabaya.