Kota ini sedang menjadi primadona di dunia properti, dengan banyak pengembang ternama yang intensif menggarap pasar properti di ibu kota Jawa Timur ini.
Salah satu pengembang yang mencuat adalah Sinarmas Land Group. Dilansir dari kompas.com, pengembang ini, yang memiliki kapitalisasi pasar terbesar di Indonesia, berencana untuk mengembangkan megaproyek di atas lahan ratusan hektar di Surabaya.
Menurut Ishak Chandra, Managing Director Corporate Strategy & Services Sinarmas Land, proyek terbaru mereka di Surabaya akan segera diumumkan setelah rilis Nuvasa Bay Batam pada kuartal tiga tahun 2016.
Ciputra Surya juga telah lebih dulu menancapkan kehadirannya melalui proyek Ciputra World Office di kawasan terpadu Ciputra World Surabaya. Kehadiran proyek ini semakin membuktikan potensi besar pasar properti di Surabaya.
Ciputra Surya memasuki pasar perkantoran di Surabaya karena melihat bahwa pasokan gedung perkantoran modern di sana masih terbatas, padahal permintaannya tinggi. Banyak pelaku bisnis di kota ini yang sebelumnya memilih ruko kini beralih ke gedung perkantoran.
Lalu, mengapa Surabaya menjadi primadona? Menurut Ishak, sebagai kota besar kedua di Indonesia, Surabaya memiliki pasar yang sangat besar. Kota Pahlawan ini memiliki potensi pasar dengan daya beli yang tinggi.
Ferry Salanto, Associate Director Research Colliers International Indonesia, sependapat dengan Ishak. Menurutnya, Surabaya memiliki banyak faktor yang menarik bagi investor.
“Pertama, wilayah tangkapannya luas. Orang-orang dari Makassar, Balikpapan, Manado, bahkan dari Semarang dan Yogyakarta, banyak yang tertarik untuk berinvestasi di kota ini,” ujar Ferry.
Selain itu, Surabaya memiliki banyak perguruan tinggi dengan akreditasi A, baik negeri maupun swasta. Banyak mahasiswa dari seluruh Indonesia yang belajar di sana, yang turut mendorong pasar properti Surabaya.
Orang tua dari para mahasiswa dan pelajar ini lebih memilih membeli properti daripada menyewanya. Selain dapat dihuni oleh anak-anak mereka, properti tersebut juga menjadi instrumen investasi.
Tidak hanya itu, ada juga banyak komunitas non-formal yang memiliki kekuatan eksistensi yang kuat. Mereka terlibat dalam bisnis besi, baja ringan, makanan olahan, dan sektor lainnya, dan ingin menunjukkan pengaruh mereka dengan membeli properti-properit high profile di Surabaya.